Minggu, 27 September 2015

Mencuri, Sebab Anak Mencuri dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi Anak Mencuri
Perkataan “aku” mengandung makna yang mendalam bagi anak khususnya anak usia 2-5 tahun.
Perbuatan mengambil sesuatu yang bukan miliknya merupakan tindakan yang didorong oleh keinginan untuk memiliki bukan untuk mencuri. Kecenderungan untuk memiliki adalah tabiat setiap manusia.

Tabiat ini ada kalanya berkurang atau bertambah tergantung kepada setiap pribadi orang. Tetapi setiap manusia tanpa terkecuali selalu mempunyai keinginan untuk memiliki barang secara pribadi, buku pribadi, pena pribadi, mainan pribadi.

Dari sinilah muncul keinginan anak jika dia merasa tidak cukup dan tidak memiliki sesuatu secara pribadi dengan berusaha menutupi kekurangan ini dengan cara mengambil milik orang lain. Masalah ini terjadi dengan cara sangat sederhana tanpa merasa dosa. Tetapi lambat laun akan berubah menjadi masalah pencurian murni. Inilah masalah yang seringkali membimbangkan orang tua dan pendidik. Mereka takut anak mereka tumbuh dengan kebiasaan mencuri meskipun ssetelah dinasehatkan dan diajar.

“Hal pertama yang perlu diperhatikan oleh orangtua ialah kebiasaan anak mengambil permen, makanan atau benda lainnya tanpa izin. Jika orang tua tidak menasihati anak-anak yang mengambil sesuatu tanpa izin, khususnya ketika anak dalam keadaan merasa cukup atau tidak lapar, ini dapat berlanjut kepada perbuatan mencuri uang kemudian mencuri barang-barang yang berharga.”

Maka dari itu kita sebagai orangtua ataupun pendidik harus menyadari hal ini sejak awal.

Sebab-Sebab Anak Mencuri:


Pertama, Tidak membedakan hak milik pribadi yaitu hak milik anak dengan hak milik orang lain.

Kedua, Merasa kurang, jika anak merasa kurang dia akan mencuri lebih-lebih lagi jika timbul sikap membeda-bedakan antar dia dengan teman-temannya di sekolah.

Ketiga, perasaan cemburu terhadap orang lain yang memiliki sesuatu, kemudian ia akan berusaha untuk balas dendam dengan cara merampas barang tersebut.

Keempat, tindakan balas dendam khususnya terhadap orang-orang yang memperlakukannya dengan cara kekerasan yang berlebihan.

Kelima, untuk memenuhi hobi yang disukai khususnya ketika orang tua tidak pernah memenuhi keinginannya, maka anak akan melampiaskannya dengan mencuri untuk mendapatkan sesuatu yang disukai. 

Keenam, membiarkan anak ketika selalu mengambil sesuatu.

Ketujuh, Harta yang melimpah mengajarkan kita mencuri. Pernyataan ini adalah perumpamaan yang sesuai bagi keluarga yang lapangm khususnya apabila mereka sudah tidak lagi merasa kesulitan dalam memenuhi keperluan sehari-hari seperti makanan uang, dan barang mainan. Lebih-lebih lagi anak tidak mengenal dan tidak dikenalkan batasan-batasan yang harus dipenuhi.


Mengatasi Kebiasaan Mencuri:

Pertama, memberikan kedamaian dan kasih sayang dalam keluarga.
yaitu dengan menjauhkan sikap mencaci-maki atau dengan menanamkan sikap cinta dan kelembutan kepada anak serta menumbuhkan sikap percaya diri mereka, menjauhkan sikap membeda-bedakan antara anak. Inilah kunci dari setiap masalah pendidikan dan tingkah laku anak.

Kedua, membiasakan anak untuk selalu meminta izin ketika mengambil sesuatu.
perkataan "permisi" atau "bolehkah" atau "izin" atau "pinjam", diketahui oleh anak agar mereka dapat belajar tentang betapa pentingnya meminta izin. Begitu juga dengan perkataan "terimakasih" dan "alhamdulillah"

Ketiga, menghormati hak milik anak.
maksudnya ialah dengan kita memberikan barang kepadanya, maka barang tersebut adalah milik dia. ketika orang lain ingin menggunakannya harus meminta izin juga kepadanya. begitu sebaliknya. Jika kita menghormati hak milik dia, maka dia juga akan menghormati hak milik orang lain.

Keempat, jika anak tertangkap melakukan perbuatan mencuri, kita harus berusaha untuk mengatakannya pencuri atau memberikan punishmen.
Karena pada dasarnya dia tidak mempunyai niat untuk mencuri, melainkan hanya sebatas  refleksi dari perasaan yang terpendam. Tindakan orang tua yang selalu memojokkan anak mereka dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai sebab-sebab mengambil barang (mencuri) justru akan menimbulkan masalah yang lebih besar, karena hal ini akan mendorongnya untuk berkata bohong.
Oleh karena itu, cukuplah orang tua memberikan perasaan kasih sayang dan meyakinkan kepada anak bahwa jika dia mengambil barang dengan meminta izin terlebih dahulu dia pasti akan diberi.

Kelima, orangtua jangan sekali-kali bangga didepan anak jika anak mengambil barang saat berkunjung ke tempat seseorang.

Keenam, mengajarkan anak tidak bersikap boros.

Ketujuh, membacakan kisah-kisah yang berpendidikan.

Kedelapan, mengajarkan anak tanggungjawab, misalnya dengan memberi uang satu sekian dan harus dihemat / sebaik-baiknya tanpa harus mengontrol.

Kesembilan, menjauhkan ungkapan sanjungan tidak pada tempatnya.

Kesepuluh, menjelaskan kepada anak ketika kita menyembunyikan sesuatu. misalnya, terkadang kita menyimpan makanan untuk makan suatu waktu dan tidak ingin makanan tersebut dimakan sebelum waktunya. maka harus kita jelaskan kepada anak bahwa makanan tersebut hanya disimpan beberapa saat hingga nanti waktu untuk memakannya itu tiba, maka makanan tersebut untuk mereka semua.

Sistem Pendidikan yang salah dapat mendorong anak kepada perbuatan mencuri. Perbuatan Mencuri adalah suatu pelampiasan dan adakalanya pelampiasan itu memberi pelajaran jika kita mampu mengendalikannya. Kebiasaan mencuri adalah sesuatu yang dapat mendatangkan masalah yang besar.
Dengan Izin Alloh Ta'ala semoga kita dapat membantu anak-anak untuk menjauhi perbuatan mencuri.

Disalin dengan perubahan redaksi seperlunya dari Buku "Membentuk Kepribadian Anak Sejak Dini" karya Psikolog Ablabassatgomma,
Sedikit menambah pengetahuan, walau saya yakin teman-teman semua telah terlebih dahulu mengetahui berbagai ilmu tentang pendidikan,
Dan Tidak Sepenuhnya tulisan diatas Sempurna, akan lebih baik lagi jika ditambah pengalaman-pengalaman serta ilmu yang dimiliki. Semoga bermanfaat bagi kita semua,
#SaveOurGeneration
#Semangat Menebar Kebaikan dimanapun berada.



0 komentar:

Posting Komentar

My Links Related